Monday, October 3, 2011

FF - Connected [Part 1]







FF cast :
- Yong Jun Hyung
- Bae Sue-ji
- Rain
- Kwon Ji-yong
- Sandara Park
- Park Sang Hyun (Thunder)
genre : Thriller


Hey hey hey~ apakabar pengunjung blog dan silent reader tercintaaah? :p
Kali ini author nyoba buat FF yang berbau detektif sama kasus pembunuhan (ini FF requestan juga sebenernya) Mohon dimaafkan kalau kasus sama penyelesaiannya rada kacau ya, author baru soalnya buat FF genre kaya gini. So, happy reading guys! :)


***




Author POV


Kalian tau apa itu roda kehidupan? Ya roda. Benda berbentuk bulat yang di rancang untuk berputar. Sama hal nya kehidupan kita. Di rancang untuk berputar juga, tidak selamanya kita berada di atas. Kadang kala kita harus terpuruk di bawah. Dan kita tidak akan pernah tau kapan dan dimana roda itu akan berhenti berputar..


POV end


***


Junhyung POV


Srrs... srr.. srrs..


Hujan yang turun semakin lama semakin deras. Sial, kenapa payung ku harus ketinggalan hari ini?! Selama aku membawa payung, langit malah cerah cerah saja. Tak heran kalau makin lama teman-teman ku semakin gencar mengejek ku dengan sebutan 'Unlucky Boy'


Mungkin nama itu memang 'pas' untuk diriku. Aku mudah sekali terjatuh, mudah sekali sakit dan mudah sekali kalah dalam permainan. Untuk ukuran murid SMU seperti ku.. hal seperti itu sangat memalukan. Tapi  dibalik kesialan ku, sebenarnya aku memiliki bakat yang lumayan hebat. Bakat sebagai detektif. Hampir 25 kasus. Antara lain pencurian, penculikkan dan pembunuhan aku tangani sekitar 6 bulan ini.


Awalnya aku menolak nama ku masuk ke media cetak dan media massa. Entah darimana wartawan wartawan sialan itu mendapat alamat ku dan langsung menyerbu rumah ku seakan aku adalah pelaku dari suatu kasus besar.


Memang tidak banyak yang berubah dari kehidupan ku sekarang. Semua masih mengatai ku sebagai 'Unlucky Boy' walau ada beberapa teman sekelas perempuan yang tergila-gila dengan analisis ku dan juga aku mulai dikerubuti oleh kasus kasus yang semakin brutal.


Selebihnya.. sama. Aku hanyalah Yong Jun Hyung, Seorang murid SMU biasa yang bercita-cita menjadi detektif nasional terbaik serta lulus dari SMU ini dengan nilai paling tinggi. Sampai suatu saat.. roda kehidupan ku berhenti... di bawah.


***


"Wah ada apa itu?"
"Ada ramai ramai apa sih?"


- hah.. ada apa disana? kenapa ramai sekali - batin ku.


"Astaga! Mayat!"


DEG


Aku langsung melempar sepedaku dan berlari ke kerumunan itu. Dan... Benar saja. Ada mobil yang kelihatannya baru saja diangkat dari danau di depan sana. Bagasi mobil itu terbuka dan bisa kulihat ada sekitar 6 polisi sedang memeriksa seluruh bagian mobil. Di dalam bagasi itu.. ada mayat wanita dengan posisi terikat. Pupil matanya berubah warna menjadi merah. Mulutnya menganga lebar. Dan itu... itu...


"Suzy!!!! Astaga, Suzy!!!!"


BRAK!


Tubuhku langsung ditahan oleh 2 orang polisi. Mereka mencoba menyeretku ke mobil patroli mereka. Tapi percuma saja, aku tetap berusaha menerobos genggaman mereka dan berhasil. Mata ku langsung berhadapan dengan mayat itu. Sebenarnya... aku enggan memeriksa mayat itu. Tapi semuanya terlambat, salah satu detektif polisi yang mengenal ku keburu memanggil ku.


"Jun Hyung!! Yong Jun Hyung!!"


-aigo.. apa yang harus ku lakukan.. - batin ku.


"I.. iya.."
"Sedang apa kau? Kau mengenali gadis ini?"
"Anu.. aku tidak sengaja melewati jalan ini dan... tidak sengaja juga melihat mayat ini.. Ya aku mengenalnya. Suzy. Nama panjangnya Bae Sue-ji.. teman sekelas ku.."
"Astaga.. jadi gadis ini teman sekelas mu?! Semakin gencar saja pembunuhan terhadap murid SMU akhir2 ini.."
"Anu.. paman memanggil ku untuk apa?"
"Ah iya! aku sampai lupa. Bantu aku memeriksa korban ya?"
"Bagaimana ya.. aku.."
"Sekali ini saja. Bantu aku, ya? masa detektif yang namanya mulai melonjak menolak permintaan pihak kepolisian?"
"Eh.. baiklah kalau paman bicara begitu.."


Dengan malas aku mengambil pinset untuk mengambil rambut korban yang mengambang di dalam bagasi yang penuh air. Setelah itu aku disuruh mengantar mayat korban ke ruang visum. Dia bilang ingin mengambil sidik jari yang ada diseluruh tubuh mayat. Sehebat apapun detektif itu.. pasti tidak akan tega melihat temannya sendiri terkapar dengan kondisi se-mengenaskan ini. Sedangkan paman yang kupikir agak bodoh itu malah menyuruhku untuk melakukan penyelidikan.


Setelah semua urusan selesai, aku langsung pulang dengan sepeda ku. Ya.. aku tinggal sendiri disini. Di rumah yang sedang, pemberian orang tua ku yang sekarang berada di luar negeri. Masih terbayang kondisi mayat Suzy tadi. Walaupun aku pernah melihat mayat yang lebih parah dari itu.


Aku langsung merebahkan tubuhku ke kasur tanpa mengganti baju seragam dan melepas sepatu ku. Tubuhku terlalu lelah untuk melakukan itu hari ini. Masih banyak hal yang menunggu ku besok. Hal yang akan sangat menguras tenaga ku.


POV end


***


Author POV


-flashback-


"Jun Hyung! kemari!"
"Suzy-ya.. ada apa?"
"Kau lihat ini? Surat berwarna pink dengan sticker hati di tengah nya? lihat kan?"
"Wow wow, tenang. Ini pasti surat cinta kan?"
"Jun Hyung-ah~ aku diminta untuk datang ke taman kota sore ini!"
"Kau tau surat itu dari siapa?"
"my secret admirer."
"Jangan bodoh! kau kira semua orang yang menjadi penggemar rahasia mu itu baik?!"
"Kau itu selalu saja cemburu setiap ada yang suka kepadaku. Tolong kali ini buang jauh-jauh pikiran buruk mu itu!"


-flashback end-


Jun Hyung terdiam di sisi kasur, mengingat kejadian di hari sabtu pagi kemarin. Terakhir kalinya dia melihat sahabat perempuannya masih bernafas. Pertengkaran terakhir mereka berdua, tapi semuanya telah berakhir sebelum Suzy mendegar kata 'maaf' dari Jun Hyung atas perlakuan kasar Jun Hyung kepada nya.


Ada rasa penyesalah yang sangat dalam di diri Jun Hyung. Andai saja dia memaksa Suzy untuk tidak bertemu orang itu atau melakukan hal lain yang membuat Suzy sadar bahwa semua itu hanya tipuan belaka.


Trilt.. Trilt..


Terdengar getar handphone nya diatas meja.


"Yeoboseyo?"
"Jun Hyung-ah, ini aku. Paman yang kemarin."
"Ah, ne. Ada apa paman?"
"Bisa kah kau datang ke kantor sekarang? Kami mempunyai 4 bukti penting yang mungkin bisa membantu penyelidikan kita."
"Ah.. ne, arraseo. Aku segera kesana."


Jun Hyung mengambil sweater coklatnya dan langsung berlari ke halte bus. 20 menit kemudian , Jun Hyung sudah menginjakan kaki di depan pintu masuk kantor polisi itu.


Dia sibuk bertanya dimana ruangan tempat dikumpulkannya barang bukti. Dan akhirnya sampailah dia didepan pintu yang berbahan kayu dengan plat nama "Lab"


CKLEK


"Halo? ada orang?"
"Jun Hyung-ah!! kau kah itu??"


Terdengar suara teriakan dari dalam lab.


"Aku masuk ya?"
"Cepatlah!" panggil inspektur Ji-hoon


Jun Hyung terdiam melihat meja yang biasa disebut assembly table yang biasanya digunakan untuk memerika suatu bukti seperti sobekan kertas atau semacamnya, kali ini malah berserakan dengan bukti yang didapat dari lokasi pembunuhan kemarin.


DEG


-surat itu.. gelang itu.. semuanya...-


POV end


*** 


Jun Hyung POV


-surat itu.. gelang itu.. semuanya..-


Memori di kepalaku mulai bermain, surat itu dikirim dengan nama 'secret admirer' di dalamnya, dan juga gelang dengan bentuk hati di tengahnya. Dikirim secara misterius, ditinggalkan begitu saja di depan rumah Suzy. Semuanya terkesan disengaja dan sangatlah berhubungan, apa sebenarnya motif dari si pembunuh sehingga melakukan hal hal berikut jika dia hanya mengincar nyawa Suzy?


"Jun Hyung-ah." 


Panggilan itu membuyarkan lamunan ku.


"Ya paman?" Jawab ku.
"Salah satu detektif polisi menelpon dan katanya dia sudah mendapatkan 3 orang saksi. Dua berusia remaja, dan satu lagi berusia paruh baya."


-remaja? jangan-jangan...-


"Bisa bawa mereka semua kemari, paman?"
"Tentu, mereka sedang dalam perjalanan kemari."


Kurang lebih 2 jam barulah mereka semua sampai disini. Dan dari keempat saksi itu, ada satu orang yang ku kenal. Ji-yong. Kwon Ji-yong. Anak itu terkenal brutal di sekolahnya. Tentu saja aku semakin menanam rasa curiga saat mengetahui dia dipanggil sebagai saksi. Ku akui dia beberapa kali memaksa Suzy menerima cinta nya. Dan mungkin itu bisa dijadikan motif. Selebihnya.. hanyalah laki-laki usia kantoran yang tak ku kenal.


Tiba-tiba..


"Hey detektif, kau sudah hebat ya sekarang?" celetuk Ji-yong padaku.


Aku hanya melihatnya dengan tatapan dingin. Kubiarkan dia puas dengan ejekan nya. Akan ada saatnya dimana ejekan itu akan berubah menjadi penyesalan. Sampai kubuka semua yang telah dia lakukan pada Suzy.


POV end 


***


Part 1 selesai!! gimana? aneh ya? emang, maklum ya FF bertema kan drama pembunuhan yang pertama nih. Debut author sebagai penulis FF genre ini *yaelah*
just wait fo' the next part okeeeh~
don't be a silent reader please ^^

No comments:

Post a Comment