-Flashback-
Aku berenang ke kamar pribadi ku dan melingkarkan badan disana. Berharap hari esok segera datang. Aku ingin menghabiskan sisa waktu ku dengan Kana. Orang yang aku sayangi. Orang yang awalnya berpura pura berani pada ku hanya karena ingin dianggap berani. Maaf kan aku Kana, tapi semuanya harus berakhir.. entah sampai dimana...
-Flashback end-
Kana POV
Ting Tong~ Ting Tong~
Bel pulang dari sekolah ku berbunyi nyaring sekali. Hari ini terlihat berbeda. Awan mendung mengelilingi desa. Juga hati ku yang semakin lama semakin mendung. Aku tidak mengira waktu ku di desa ini sangat lah singkat. Aku hanya ingin.. memiliki hidup yang normal. Tinggal di desa yang asri dan... memiliki kekasih. Sampai saat ini.. sudah banyak laki-laki yang manis yang aku kenal. Tapi entah kenapa.. hanya Ryu yang bisa menarik perhatian ku. Baru dia yang bisa membuat ku jatuh cinta seperti ini.
Aku langsung berlari ke tempat dimana aku suka mencurahkan isi hatiku dulu.. Ya, danau. Danau yang merupakan tempat tinggal Ryu.
"Ryu-kun..." aku memanggilnya dengan lemas.
PATS!
Dia muncul dari dalam air dengan tiba-tiba di sebelah kiri ku.
"Ada apa, Kana? Hey kenapa kau begitu murung?" Tanya Ryu khawatir.
"Anu.. aku perlu memberitahu mu sesuatu..."
"Apa?"
"Kata ibu ku.. waktu ku di desa ini tinggal 2 hari lagi.. Aku dan keluarga ku.. akan dipindahkan ke kota secepatnya.."
DEG
Kulihat wajah Ryu yang tadinya cerah berubah menjadi sangat suram.
"A.. apa? tidak.. jangan pergi Kana! baru kali ini aku......"
"Ya.. aku juga baru kali ini mendapat sahabat sebaik dirimu... Tapi... maaf.."
Tiba-tiba mata ku mulai memanas. Nada bicaraku mulai diiringi isakan, dan air mata yang begitu bening mulai mengalir di pipi ku. Aku menangis. Didepan orang yang sangat aku sayangi.
"Kana.. hey sudah jangan menangis....."
"Maafkan aku.. tapi aku harus bagaimana..."
Ryu mengusap air mata ku dengan tangannya yang basah tapi lembut.
"Aku pasti bisa membantu mu."
"Tidak akan mungkin Ryu.. tidak akan bisa..."
"Untuk apa aku ada jika aku tidak berguna?"
"Kalau kau melakukan sesuatu, pasti kita semakin jauh!! aku tidak mau!!" Kana mulai menangis lagi disela-sela obrolan.
"Hey sudahlah.. semuanya bisa diatasi. Masih banyak cara.. tapi.. jika kau memang harus pindah.. aku ingin memberi tau soal sesuatu."
"Apa.. Ryu-kun?"
"Sebenarnya... entah kenapa beberapa hari ini.. dadaku terasa sesak tiap bersama mu. Sesak yang susah dimengerti. Begitu juga tiap aku memikirkan mu.. Setelah lama kucerna arti dari semuanya. Aku baru mengerti.. Rasa suka ku pada mu mulai tumbuh.. Dan lama-lama semakin susah untuk aku tahan..... Aku.. aku... aku mencintaimu, Kana.."
Aku terdiam membatu. Sekujur tubuhku lemas mendengar ucapan Ryu. Dan itu semakin membuat ku sakit. Sama sekali tidak bisa aku meninggalkan dia sendiri disini. Membuatnya menderita.
"Ryu.. aku berjanji aku akan kembali ke desa ini.. besok aku akan pergi.. jangan khawatirkan aku. Aku tidak ingin membuat mu menderita.. aku juga.. mencintaimu."
Aku mengecup lembut pipinya dan beranjak pergi dari danau. Dengan air mata yang mengalir di pipi ku.
-Kenapa semuanya harus berakhir seperti ini.. maafkan aku Ryu.. maaf..-
Kaki ku terasa lemas dan semakin lemas. Aku langsung terjatuh di pinggir jalan yang diapit dua lapangan kosong. Aku menangis di tengah keadaan yang sangat sepi.
POV end
***
Author POV
"Apa semuanya sudah beres?" ucap ayah.
"Sudah, Kana mau berpamitan dengan teman-teman?" tanya ibu.
"Aku.. iya bu.. nanti aku menyusul ke stasiun."
"Baiklah, kereta nya berangkat jam 3. Kau hanya punya waktu 2 jam."
"Baik bu, ayah. Hati-hati." ujar Kana.
Hari ini adalah hari yang paling berat bagi Kana. Hari ini dia harus berpamitan dengan teman-temannya dan juga... Ryu. Orang yang baru saja menjadi kekasih nya itu. Kana yang akan pindah ke kota selama 2 tahun mulai mengunjungi rumah teman-teman sekolahnya untuk berpamitan. Kazuha lah yang paling sedih saat tau Kana mau pindah lagi. Dan sudah pasti.. Ryu.
"Hah.. Hah.. Hah.." Suara nafas Kana sangat tidak teratur karena dia berlari sepanjang perjalanan ke danau.
Dia duduk di pinggir danau dan mencelup kan kaki nya kesitu. Menunggu kekasihnya datang.
"Ryu-kun.. hari ini aku pindah.. Aku ingin bertemu dengan mu untuk terakhir kali nya. Aku takut tidak bisa kembali lagi kesini... Aku ingin memberimu ini sebagai kenang-kenangan... Memang sedikit konyol, tapi aku ingin kau memilikinya.. Aku.. pergi dulu. Sampai jumpa, Ryu.."
Kana meletak kan boneka beruang dengan tulisan "FOREVER WITH YOU" di pita nya. Tiba-tiba ada tangan yang sedikit basah menggenggam tangan Kana. Itu Ryu. Dan genggaman itu membuat Kana duduk lagi di mulut danau.
"Secepat itukah?" tanya Ryu.
"Maaf Ryu.. maafkan aku."
Air mata yang selama ini dibendung akhirnya tumpah. Kana menangis sangat keras kali ini. Tiba-tiba tangan yang basah itu terselip di leher Kana. Mengarahkan kepala Kana mendekat ke kepalanya. Perlahan tapi pasti. Terasa bibirnya yang sedikit dingin menempel di bibir Kana. Ryu mengecup nya dengan lembut. Dia tidak ingin kehilangan Kana secepat itu.
"Aku bisa mengubah diriku menjadi manusia. Aku bisa menemani mu selamanya Kana!"
"Tidak.. jangan.. ltu sama saja menyakiti dirimu! Aku tidak mau kehilangan dirimu!"
"Aku juga tidak bisa kehilangan dirimu.. aku akan melakukan apa saja untuk bisa bersama dengan dirimu. Aku tidak peduli dengan resiko nya."
"Aku... Maaf Ryu. Sampai jumpa." Kana langsung berlari meninggalkan Ryu yang masih terdiam di mulut danau.
"Kana!! Tunggu dulu Kana!! Jangan pergi!!! Kana!!!!"
Hati Ryu menjadi sesak dan semakin sesak. Melihat kekasihnya pergi begitu saja. Hanya ada satu cara mengejar Kana ke stasiun. Mengubah dirinya menjadi manusia. Resiko nya sangat besar. Karena pada dasarnya dia memang mahluk yang berhabitat di air walau dia amphibi.
-Kana.. jangan pergi.. kumohon-
Tanpa ia sadari, air matanya mulai menetes sedikit demi sedikit. Keadaan saat itu benar benar membuat hatinya tersayat. Dia semakin bingung ketika memikirkan cara bertemu kembali dengan Kana. Orang yang baru beberapa hari mengenalnya dan baru saja menjadi kekasihnya...
POV end
***
Kana POV
Sudah hampir 2 tahun aku meninggalkan desa ini. Ya.. sekarang aku yang sudah 19 tahun ini dan orang tua ku resmi menjadi penduduk tetap desa okuho. Ayah sangat suka dengan keadaan yang alami dan sejuk, jadi dia memilih tinggal disini. Ayah ku sudah tidak bekerja di perusahaan itu lagi dan memilih membuat usaha sendiri agar kami tidak perlu berpindah-pindah lagi. Desa ini menyimpan begitu banyak kenangan. Di desa ini pula aku pertama kali memiliki kekasih.Seorang duyung laki-laki yang sangat manis bernama Ryu.
Terdengar konyol ya? Mungkin iya untuk sebagian orang.. Awalnya.. aku tidak sengaja bertemu Ryu di danau saat aku masih kelas 2 SMA. Aku dan dia baru kenal beberapa hari. Tapi perasaan kami lama lama semakin kuat. Aku juga pernah dibawa nya ke dunia duyung dan diperkenalkan ke orang tua nya. Sungguh pengalaman yang asyik ya?
Tapi lagi lagi pekerjaan membuat semua itu berubah. Aku yang baru saja menjadi kekasih Ryu, harus meninggalkannya dalam waktu yang sangat sangat lama.
Aku yang sedang berjalan-jalan di deket lapangan itu menyempatkan diri mengunjungi danau. Tempat dimana aku bertemu Ryu. Aku mulai melepas sepatu ku dan mencelupkan kaki ku di mulut danau. Aku tidak keberatan sama sekali celana jeans ku basah kuyup, asal cara ini membuat Ryu datang lagi padaku.
"Ryu-kun!!" teriak ku. Tapi sama sekali tidak terjadi apa apa. Tidak muncul tanda tanda bahwa Ryu menggubris panggilan ku.
"Masih ingat kah kau dengan ku? Aku Kana!! Kekasih mu..." Aku berteriak untuk kedua kalinya. Tapi hasilnya sama.
"Baiklah.. izinkan aku bercerita.. seperti waktu dulu aku sering mengeluh disini.." Aku mengambil nafas dalam dalam.
"Awalnya.. aku menganggap mu aneh. Karena waktu itu pertama kali nya aku melihat duyung seperti mu. Tapi lama kelamaan aku mengerti bahwa ke anehan mu merupakan daya tarik tersendiri, hehe. Aku.... sangat senang waktu itu kau mau mengajak ku bermain ke dunia mu. Aku sangat berterima kasih untuk itu."
Aku mencoba berhenti bercerita dan melihat apa ada respon dari Ryu. Tapi nihil, air di danau sama sekali tidak bergeming. Hanya ada kedua belah kaki ku yang tercelup ke dalamnya.
" Dan aku... telah menepati janji ku untuk pulang, Ryu. Aku ingin segera bertemu dengan mu. Tapi mungkin sekarang tidak bisa ya.. Mungkin kita sudah tidak akan pernah bertemu lagi. Sebenarnya.. selama perjalanan ke kota aku tidak bisa berhenti memikirkan mu. Sampai sampai air mataku hampir meleleh.. Tapi sekarang.. kuharap kau muncul untuk ku, Ryu. Karena sampai sekarang.... perasaan yang dulu kita rasakan, masih ada di hatiku. Aku masih mencintaimu.. Ryu.."
Aku yang tadinya bercerita dengan tenang langsung menitikan air mata sedikit demi sedikit. Aku tidak kuat melihat kenyataan. Kenapa semua nya harus seperti ini? Kenapa semuanya begitu pahit?
Tapi tiba-tiba..
"Aku kira.. kau sudah berubah seiring berjalannya waktu. Tapi ternyata kau masih polos dan cengeng ya, Kana."
DEG
Suara itu.. berasal dari barat. Ya.. suara itu, logat itu. Tidak ada yang bisa menyamai nya. Itu Ryu.... ya, itu Ryu!
"Ryu-kun? keluarlah..."
"Sepenasaran itu kah?"
"Aku serius!"
"Aku juga.."
Tiba-tiba muncul seorang laki-laki dari balik pohon. Membawa seikat bunga lily. Kulihat dari jauh... semuanya benar benar sempurna untuk kadar manusia. Eh.. MANUSIA?
"Maaf ya.. aku sebenarnya sudah ada dibalik pohon dari tadi. Sebenarnya aku juga mendengar ceritamu. Aku juga berterima kasih karena kau kekasih yang sangat baik. Aku juga masih mencintaimu, Kana."
"Tunggu.. kau siapa?"
"Setelah tadi kau bercerita panjang lebar tentang ku. Sekarang kau mau pura-pura lupa, begitu?"
"Astaga Ryu.. tapi.. tapi.."
"Aku manusia sekarang. Bukan duyung lagi. Jadi jangan berteriak atau berkeluh kesah di danau ini lagi kecuali kau mau ayah ku marah." Canda nya.
"Astaga.. Ryu!!!"
Aku langsung berlari ke arah barat dan memeluk nya dengan erat.
"Bagaimana bisa?"
"Ceritanya panjang.. Sekarang.. apa benar kau masih mencintai ku?"
"Tentu saja! Aku tidak akan pernah berbohong!"
"Hahaha gadis polos. Kau masih saja seperti Kana 2 tahun yang lalu."
"Kau juga.. masih saja bersifat seenaknya seperti Ryu 2 tahun yang lalu."
"Kau......"
"Mau aku pergi lagi?"
"Tidak!! Sama sekali tidak!!" Ryu menggeleng-geleng kan kepalanya.
Aku langsung tertawa terbahak-bahak melihat tingkahnya. Tapi tawa ku dibuat terhenti seketika karena Ryu tiba-tiba menatap ku dengan kesan yang sangat dalam.
"Bunga ini manis ya.. semanis dirimu.."
Tiba-tiba saja ikatan bunga itu dijatuhkan ke tanah. Tangannya perlahan menggenggam kepalaku.
"Ryu.."
Sama seperti waktu itu. Kepala ku perlahan mendekati kepala nya. Bibirnya menyambut datang bibir ku dengan lembut. Semuanya terasa sama. Hanya kali ini.. ciuman perjumpaan. Bukan ciuman perpisahan yang sangat sangat membuat dada ku sesak. Ciuman yang membuat kasih sayang kami kekal, selamanya...
- The End -
***
Kyaaaaa! selesai FF romance pertama saya! XD
Maaf ya.. author gajadi ngebuat jadi bad ending akhirnya. Secara genre nya angst.
Ga tega~ Author sempet nangis pas baca ending yang buat angst jadi author ganti aja supaya ga terlalu 'Jleb' ke hati (?)
Terima kasih yaaaa udah baca FF nya.
Don't be a silent reader please ^^
No comments:
Post a Comment